by : Rony Gunawan Sth.




MENGASIHI TUHAN YESUS KRISTUS
( Yoh. 21 : 15 – 19 )
 
Syalom. Damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus.

Pernah saya bertanya dalam hati, ”Bagaimana yah caranya bapak-ibu yang sudah berkeluarga, dulu sebelum menikah menyatakan cintanya kepada pasangannya masing-masing ?” Tidak mungkin seorang pria sebelumn menyatakan cintanya berkata pada pasangannya yang bernama Yani, “Yani, kita nikah yuh” atau “Yani gua mau ngelamar lu minggu depan, siap-siap yah, kita nikah”,  Saya membayangkan betapa sulitnya seseorang menyatakan cintanya pada pasangannya. Pada umumnya pria, yang lebih berani menyatakan cintanya terlebih dulu dari pada pihak perempuan. Bagaimanapun, baik Laki-laki maupun perempuan sangat sulit untuk menyatakan cintanya. Bisa saja karena  malu atau takut ditolak. Mungkin saja, bagi pria yang pemberani dan siap ditolak, langsung nyeplos menyatakan cintanya. Tapi bagi seorang yang pendiam apalagi perasa  akan sangat mengalami kesulitan. Saudara A  bisa “to the point.” menyatakan cintanya, tapi bagi Saudara B mungkin harus menunggu waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyatakannya.

Selain itu, saya berpikir, apakah ada suami yang bertanya kepada istrinya, atau sebaliknya istri berkata pada suaminya,” Pa/Ma , apa papa/mama cinta aku ?”. Saya kira kalau pertanyaan itu diajukan setelah mereka tinggal bersama sebagai suami istri bertahun-tahun, apalagi sudah mempunyai banyak anak, pertanyaan itu akan menjadi pertanyaan yang aneh dan membingungkan buat yang ditanya. Malahan yang ditanya, menjadi bertanya-tanya,”What’s wrong ?” “What happened.” “What’s going on ?”  Pertanyaan itu bisa ditanggapi dengan pertanyaan, “Ada apa nih?” “Apa maksudmu  bertanya seperti  itu?” Nah, Begitulah dengan pertanyaan Yesus kepada muridNya yang bernama Simon Petrus. Bagi Petrus pertanyaa Yesus sangat membingungkannya, bahkan membuat Simon Petrus menjadi sedih. Mengapa ? Sebab Yesus bertanya kepada Petrus, “Hai Simon anak Yunus, apakah engkau mencintai Aku ?” Pertanyaan itu sampai 3 kali. Bukankah Simon Petrus sudah meninggalkan pekerjaannya, rumahnya dan segala-galanya untuk mengikut Yesus ? Kemanapun Yesus pergi ke situ juga Simon pergi, tapi mengapa Yesus bertanya  seperti itu ? Apakah Yesus meragukan cinta Simon Petrus padaNya  karena sudah melihat tanda-tanda atau gelagatnya Simon meninggalkan Yesus ? Apakah Yesus itu egoistis, menuntut semua orang harus mencintaiNya ? Yesus bertanya bukan karena dia meragukan cinta Petrus kepadaNya. Yesus tahu persis isi hati dari Simon Petrus, sebab Yesus adalah Tuhan yang maha tahu. Bukankah Yesus telah bangkit sebagai Tuhan yang maha tahu ? Sesungguhnya, Tuhan Yesus tahu sampai di mana cintanya Simon Petrus padaNya. Pertanyaan Yesus tentunya juga bukan menunjukkan keegoistisanNya. Tuhan Yesus, tidak memaksa orang untuk mengasihiNya. Bukankah Yesus sudah memiliki cinta kasih yang sempurna yaitu cinta kasih Allah Bapa, cinta yang kudus, yang tulus dan sempurna ? Kalau begitu apa maksud pertanyaan Tuhan Yesus ini ? Untuk mengerti pertanyaan ini, kita perlu memperhatikan “kata-kata kunci” dari ucapan Tuhan Yesus kepada Simon Petrus,  setelah Yesus mendengar jawaban Simon Petrus.

Apa kata-kata kunci itu ? “Gembalakanlah domba-dombaKu”

ISI RENUNGAN

Mengasihi Tuhan Yesus Kristus berarti :gembalakanlah domba-domba Tuhan.

Marilah kita melihat Yoh. 21: 15 dalam bahasa aslinya (Yunani) untuk memahami firman Tuhan tersebut.
Versi 1  : BOSKE TA ARNIA MOU = Feed my lambs = Beri makan domba-domba kecilku.
Versi 2 : POMAINE TA PROBATA MOU = Shepherd My sheep = Gembalakanlah domba-dombaku.

Dari tanggapan Yesus atas jawaban Simon Petrus ini menunjukkan bahwa mencintai Tuhan bukan sekedar perasaan, atau merasa dekat dengan Tuhan, seperti yang diduga oleh Simon Petrus. Jawaban Simon Petrus yang ketiga kalinya, ”Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau”. Dalam bhs aslinya SU PANTA OLDAS=Kau merasakan semuanya. =You perceive all things .  Dalam bahasa sehari-hari bisa diterjemahkan, “Tuhan Engkau sudah merasakan semuanya deh……bagaimana Aku mengasihiMu.”

Mencintai Tuhan bukan sekedar mempunyai perasaan mengasihi/mencintai Tuhan, bukan sekedar merasa dekat dengan Tuhan dengan  rajin berdoa dan membaca Alkitab. Mengasihi Tuhan adalah,  BOSKE TA ARNIA YESOU, Feed Jesus’s lambs. Memberi makan domba-domba kecil Yesus. Menggembalakan domba-domba Tuhan Yesus. Tugas gembala adalah : memelihara. Kalau Daud mengatakan bahwa Allah adalah gembalanya dia mengimaninya bahwa Allah yang memeliharanya. “Tuhan adalah Gembalaku. Dia membaringkan aku di padang rumput yang hijau, membimbingku ke mata air yang tenang. Menyegarkan jiwaku.” Inilah tugas gembala. Yesus berfirman gembala yang baik adalah orang yang mau menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya. ( Yoh. 10 : 14 ) Itu berarti, gembala adalah seorang yang mencintai domba-dombanya untuk keselamatan domba-dombanya. Ucapan kiasan Yesus ini menunjukkan bahwa seorang murid Tuhan seyogianya mempunyai hati seperti hati seorang gembala yang mengasihi jemaat Tuhan.

Domba-domba kecil Yesus adalah kiasan anak-anak Tuhan yang masih belum dewasa rohaninya. Baik itu yang masih anak-anak, maupun yang sudah dewasa. Itu berarti setiap kita mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal memberi makan rohani untuk pertumbuhan rohani keluarga kita dan persekutuan di gereja kita. Penggembalaan di sini bukan semata-mata tugas seorang gembala sidang jemaat seperti yang dijabat oleh Petrus, tapi juga tugas umat percaya.

Memberi makan makanan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan kepada anak-anak kita, istri kita , secara alami, tanpa diajari, pasti kita lakukan. Seorang ibu/istri, secara alami, tanpa diajari, selalu mempersiapkan kebutuhan makan anak-anak dan suaminya. Burung dan monyetpun melakukan seperti itu. Tapi memberi makanan rohani, firman Tuhan, untuk pertumbuhan iman dan kerohanian  anak, istri,suami, saudara seiman nampaknya memang perlu diingatkan dan diajurkan oleh Tuhan Yesus. Mengapa ? Sebab ada usaha iblis mencegah kita untuk tidak menyukai Firman Tuhan; Ada rasa segan untuk membuka Alkitab; Bahkan, adanya keinginan daging untuk menolak Firman Tuhan. Sedangkan Firman Tuhan itu sesungguhnya adalah sumber kekuatan iman kita dan peggangan dan sumber inspirasi untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini. Karena itulah Firman Tuhan menjadi sentral atau pusat dari ajaran Yesus. Yesus berfirman,”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu”(Yoh. 14 : 15)  Yesus juga berfirman,”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang yang keluar dari mulut Allah.” (Mat. 4 : 4 )

Anak, istri, suami, kakek, nenek, cucu sebagai anak-anak Tuhan, bukan hanya butuh nasi capcai, nasi uduk, nasi goreng, nasi ulam, ayam goreng Kentucky Fried Chiken, Texas Fried Chiken, roti Holland bakery dsb. tapi juga butuh  Firman Tuhan. Jangan sampai anak-anak Tuhan, dari yang anak-anak sampai yang kakek-nenek, lebih hafal nama makanan daripada nama nama-nama buku dalam Alkitab. Makanan Jepang, Italy, Perancis, China, Korea, Singapore, Vietnam dan sebagainya hafal diluar kepala, tapi kitab Injil Matius tidak tahu adanya di Perjanian Lama atau Perjanjian Baru.

Sebagai orang tua, ayah dan ibu, seharusnya kita memperhatikan pertumbuhan rohani anak-anak dalam keluarga kita.   Seperti Tuhan Yesus yang begitu perduli pada anak-anak dan memberkati mereka. Bukankah ketidak perdulian pada anak-anak juga pernah dialami oleh para rasul ? Mereka memarahi anak-anak yang datang pada Yesus, sedangkan orang tua anak-anak kecil itu membawa anak-anak mereka utk diberkati oleh Tuhan Yesus.  Baca : Mat. 19: 13-15 Orang tua merasakan begitu senang dan penuh sukacita  ketika mengajak anak-anaknya makan bersama direstoran. Anak menyambut gembira begitu mendengar orang tua mereka mengajak mereka ke restoran, apalagi di Super mall, yang ada arena bermainnya. Pada saat makan, mereka bersukacita, ngobrol sambil tertawa. Adakah orang tua dengan hati yang penuh sukacita membawa anak-anaknya makan makanan rohani,  membaca Firman Tuhan bersama, menceritakan, menjelaskannya ? Mengajak anak-anak ke Gereja/persekutuan, sebagai restoran rohani ?  Apakah anak-anak juga menyambut gembira ketika orang tua mereka mengajak untuk membaca Alkitab atau pergi gereja ? Pertanyaan ini harus menjadi renungan yang mendalam buat kita. Jangan sampai kita tidak mendorong domba-domba kecil milik Yesus untuk menyenangi santapan rohani,  dan  membiarkan mereka memakan makanan yang lain, yang malah merusak rohaninya. Dibiarkan menyantap cerita tentang tuyul, jin, setan, babi ngepet, penampakan, Cerita sadisme, pemerkosaan dan sebagainya ?

Kisah keluarga imam Eli mengingatkan kita, akibat kelalaian orang tua terhadap pertumbuhan rohani anak-anaknya.  (1Sam 3 : 11 – 13  ; Dibaca saja) Anak-anak imam Eli, Hofni dan Pinehas, anak-anak dari seorang Imam, menghujat Allah dengan mempermainkan ibadah, ngacaukan ibadah, berzinah dengan banyak perempuan secara terang-terangan. Akibatnya berkat yang dijanjikan Tuhan utk keluarga imam Eli dicabut oleh Tuhan dan digantikan dengan malapetaka. Apa sebabnya, sebab Imam Eli sbg orang tua tidak perduli terhadap perkembangan kerohanian anak-anaknya. Lain halnya dengan Hana – yang diceritakan dalam kitab pasal-pasal yang sama - dia menyerahkan anaknya untuk dibina rohaninya agar anaknya yang bernama Samuel menjadi orang yang berguna untuk Tuhan. Akhirnya, sungguh Samuel jadi berkat untuk orang banyak.

Anda yang sudah jadi orang tua,  harus perduli terhadap perkembangan dan pertumbuhan rohani anak-anak Anda. Di rumah, menganjurkan dan membimbing anak-anak Anda untuk membaca dan memahami Firman Tuhan. Jangan sampai kita beralasan tidak punya waktu, atau berpikir anak-anak pasti dapat memahami dengan sendirinya karena bisa membaca sendiri ; berpikir mereka memperoleh pelajaran agama di sekolah. Kalau kita  cinta pada Tuhan, tentu kita juga cinta pada anak. Kalau cinta pada anak, tentunya kita mempunyai kerinduan dan keinginan supaya anak-anak kita bertumbuh dan berkembang rohaninya . Berikan makanan rohani pada mereka. Feed the lambs of Jesus, by spiritusl food. Karena inilah yang jadi dasar hidup dan tujuan hidup.

Jika Yesus bertanya pada Anda,”Apakah engkau mencintaiKu ?” Tentunya jawaban Anda,”Ya Tuhan, Aku mencintaiMu. Jika tidak ngapain aku ke gereja. Kalau memang itu jawaban Anda pasti Tuhan Yesus akan mengatakan pada Anda, “Beri makan domba-domba kecilKu yaitu anak-anakmu, adik-adikmu, suadaramu  yang  Kucintai dan yang kalian cintai yang butuh bimbinganmu.

Bagaimana dengan keperdulian kita satu sama lain sebagai suami / istri / untuk tumbuh bersama. Tuhan mau supaya kita saling memperdulikan pertumbuhan kerohanian kita. Ketika melihat suami/istri sedang lemah rohaninya, gairah ibadahnya mulai merosot, bukan menyalahkannya atau  ikut-ikutan lemah , tapi mengajak untuk bersama mendalami Firman, sumber kekuatan. Jangan sungkan atau berat hati. Ingat keperdulian kita pada pertumbuhan rohani sesama saudara kita, apalagi suami/istri kita, sebagai wujud cinta kita pada Tuhan, dan cinta kita pada pasangan hidup kita. Jangan sampai  istri berkata pada suaminya ,”Urusan kamu, ya uruslah sendiri; Urusan kamu dgn Tuhan, ya uruslah sendiri dengan Tuhan; Urusan dompetmu yang penuh dengan uang dan kartu kredit, ya……kita harus urus bersama dong…..”

Mengasihi Tuhan Yesus Kristus berarti : gmbalakanlah domba-domabKu.

 “Do you love me ?”
Apakah engkau mencintai Aku?
AGAPES ME ?

“Yes, Lord, you know ,I love you.”
Ya Tuhan, Engkau tahu, aku mencintaiMu.
NAI, KURIE,  SU  OLDOS  OTI  PHILO  SE.

 “Shepherd my sheep”.
Gembalakan domba-dombaku.
POLMAINE  TA  PROBATA  MOU

Menggembalakan lebih mempunyai arti menjaga , melindungi, seperti yang
dikatakan Daud,“gadaMu dan tongkatMu, itu yang  menghiburku( Maz.23:4)


Gada sebagai alat pemukul binatang buas yang mau memangsa domba-domba, sedangkan tongkat sebagai alat untuk mengatur supaya domba tetap berkelompok menyatu. Begitu pula dalam kitab Yeremia 23 : 1 berbunyi, “ Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaanKu hilang dan tercerai-berai. Kalau begitu maksud Yesus dengan perkataan “Gembalakanlah domba-dombaKu” adalah menjaga agar umat Tuhan dalam gereja atau persekutuan, dijaga agar tetap bersatu. Tidak tercerai berai dan tidak menjadi mangsa iblis. Inilah yang menjadi pokok doa Yesus. Yesus berdoa pd saat sebelum Dia disalibkan,”Aku berdoa, supaya mereka menjadi satu (domba-domba/jemaat Tuhan), seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau” Dan kembali Yesus melanjutkan doanya,”Aku telah memberikan mereka kemuliaan, yang Engkau berikan padaku, supaya mereka menjadi satu , sama seperti kita adalah satu. (Yoh. 17: 21-22)  Mengapa Yesus menginginkan umatNya bersatu ? Sebab bersatu merupakan sumber kekuatan. Firman Tuhan sendiri menjelaskan bahwa tali tiga lembar disatukan lebih kuat dari satu helai tali, tentara yang terpecah-belah akan mudah dikuasai musuh. Lihat contoh sapu lidi dan tambang, enda-benda itu memiliki karena dipersatukan. Di bidang apapun dan di Negara manapun, kesatuan/bersatu merupakan kekuatan untuk  mencapai keberhasilan.“Bersatu kita teguh” itulah semboyan bangsa kita.

Kalau  renungan ini berbicara mengenai “bersatu” bukan berarti umat kristiani sudah  “tercerai berai”, tapi sebagai pesan bahwa keinginan Tuhan Yesus adalah agar kita  menjadi umat Tuhan  yang bersatu dengan kokoh dan kuat, sehingga kita bisa mencapai tujuan tugas panggilan sorgawi, sampai kedatangan Yesus ke 2 kali, bahkan sampai selama-lamanya. Bagaimana caranya menjaga dan memelihara umat untuk tetap bersatu selama-lamanya ?
Efesus 4 : 1 – 4
1.    Rendah hati , lemah-lembut dan sabar.
2.    Tunjukkan kasih saling membantu.
3.    Berusaha memelihara kesatuan Roh dalam damai sejahtera.
4.    Satu pengharapan dalam panggilan.

Hal-hal inilah yang jadi kiat menciptakan kesatuan dan persatuan umat percya. Yang jadi pertanyaan adalah, Sudahkah setiap Umat percaya mempunyai pemahaman yang tepat tentang domba-domba Tuhan ? Domba-domba Tuhan tidak tersekat oleh kandang, pagar atau tembok. Domba-domba Tuhan adalah milik Tuhan sendiri. Sangatlah penting memiliki pemahaman yang tepat apa artinya jemaat Tuhan atau umat Kristen itu. Semestinya tidak ada pernyataan “ini gerejaku itu gerejamu; gerejaku yang paling sejati; pendeta di gerejaku patut didengar perkataannya sebab dia dipanggil langsung oleh Tuhan, pendeta-pendeta di  gereja lain adalah pendeta palsu. Seharusnya kita berpandangan bahwa semua umat Kristen adalah sesama saudara seiman. Semua gereja adalah milik semua umat Kristen. Perbedaan dogma atau pengajaran hanya sebatas perbedaan tafsiran, yang seharusnya tidak membuat umat Kristen terkotak-kotak.  Dogma atau pengajaran sebagai hasil dari tafsiran yang tentunya tidak bersifat absolute atau mutlak, sebab keterbatasan kita sebagai manusia. Domba-domba Tuhan akan bisa menjadi satu apabila kita mempunyai pemahaman yang tepat tentang arti domba-domba Tuhan.

PENUTUP :

Saya yakin , kita semuanya adalah orang-orang yang cinta kepada Tuhan Yesus. Kita mencintai atau mengasihi Yesus sebab  Dia terlebih dahulu cinta pada kita melalui pengorbanNya, mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.
Sebagai orang-orang yang sudah dicintai Tuhan Yesus dan mencintai Dia, Firman Tuhan hari ini mengingat kita agar kita, memberi makan domba-domab kecil Tuhan, umat yang membutuhkan pertumbuhan iman dan kerohanian mereka, menggembalakan jemaat Tuhan agar bersatu, melalui bimbingan Firman Tuhan.   
A  m  I  n